KIMIA ORGANIK
METANA, ALKENA, DAN ALKUNA
DISUSUN OLEH : DITA MIRANDA
NIM : 03031181320082
KELAS : 1B
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013/2014
METANA
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana
yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tapi jika
digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang
untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah
sumber bahan bakar utama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan
melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Metana merupakan gas pada suhu normal dan tekanan , metana sulit untuk
mengangkut dari sumbernya. Hal ini umumnya diangkut dalam jumlah besar oleh
pipa dalam bentuk gas alam, atau operator LNG dalam bentuk cair yang; beberapa
negara mengangkutnya dengan truk.
Metana ditemukan dan diisolasi oleh Alessandro Volta antara 1776 dan 1778 ketika mempelajari gas rawa dari Danau Maggiore .
Metana adalah relatif ampuh gas rumah kaca . Dibandingkan dengan karbon dioksida , ia memiliki tinggi potensi pemanasan global dari 72 (dihitung selama periode 20 tahun) atau 25 (untuk jangka waktu 100 tahun). Ia memiliki seumur hidup bersih sekitar 10 tahun, dan terutama dihapus oleh reaksi dengan radikal hidroksil di atmosfer, menghasilkan karbon dioksida dan air.
Metana juga mempengaruhi degradasi lapisan ozon .
Fraksi mol metana di atmosfer bumi pada tahun 1998 adalah 1745 nmol / mol (bagian per miliar, ppb), naik dari 700 nmol / mol tahun 1750. Pada tahun 2008, bagaimanapun, tingkat metana global, yang tinggal sebagian besar datar sejak tahun 1998, meningkat menjadi 1.800 nmol / mol. Pada tahun 2010, tingkat metana di Arktik diukur pada 1850 nmol / mol, ilmuwan tingkat digambarkan sebagai lebih tinggi dari pada setiap saat dalam 400.000 tahun sebelumnya. Secara historis, metana konsentrasi di atmosfer dunia telah berkisar antara 300 dan 400 nmol / mol selama periode glasial umumnya dikenal sebagai zaman es , dan antara 600 sampai 700 nmol / mol selama hangat interglasial periode.
Selain itu, ada sejumlah (tapi tidak diketahui) besar metana di clathrates metana di lantai laut. Bumi kerak mengandung metana dalam jumlah besar. Sejumlah besar metana diproduksi anaerobik oleh metanogenesis . Sumber-sumber lain termasuk gunung berapi lumpur , yang dihubungkan dengan kesalahan geologi dalam; TPA , dan peternakan (terutama ruminansia ) dari fermentasi enterik .
Sifat-Sifat MetanaMetana merupakan komponen utama gas alam, sekitar 87% volume. Pada suhu kamar dan tekanan standar , metana adalah gas tidak berwarna, tidak berbau; bau akrab gas alam seperti yang digunakan di rumah adalah ukuran keselamatan dicapai dengan penambahan bau , sering methanethiol atau ethanethiol . Metana memiliki titik didih -161 ° C (-257,8 ° F ) pada tekanan satu atmosfer . Sebagai gas itu mudah terbakar hanya sedikit rentang konsentrasi (5-15%) di udara. Metana cair tidak membakar kecuali mengalami tekanan tinggi (biasanya 4-5 atmosfer).
Sifat Fisik :- Rumus molekul : CH4- Berat molekul : 16 g/mol- Titik leleh : -182 °C- Titik didih : -162 °C- Densitas : 0.423 g/cm3- Fase pada 250 °C : gas Sifat Kimia :- Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.- Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, Karbondioksida dan uap air.- Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.CH4 + Cl2 ⇄CH3Cl + HClSifat lainnya :Metana sangat mudah terbakar. Campuran dari metana dengan udara yang eksplosif dalam kisaran 5-15% volume metana.Metana dapat bereaksi keras atau eksplosif dengan oksidator kuat, seperti oksigen, halogen atau senyawa interhalogen.Pada metana konsentrasi tinggi menyebabkan keadaan sesak nafas
Metana ditemukan dan diisolasi oleh Alessandro Volta antara 1776 dan 1778 ketika mempelajari gas rawa dari Danau Maggiore .
Metana adalah relatif ampuh gas rumah kaca . Dibandingkan dengan karbon dioksida , ia memiliki tinggi potensi pemanasan global dari 72 (dihitung selama periode 20 tahun) atau 25 (untuk jangka waktu 100 tahun). Ia memiliki seumur hidup bersih sekitar 10 tahun, dan terutama dihapus oleh reaksi dengan radikal hidroksil di atmosfer, menghasilkan karbon dioksida dan air.
Metana juga mempengaruhi degradasi lapisan ozon .
Fraksi mol metana di atmosfer bumi pada tahun 1998 adalah 1745 nmol / mol (bagian per miliar, ppb), naik dari 700 nmol / mol tahun 1750. Pada tahun 2008, bagaimanapun, tingkat metana global, yang tinggal sebagian besar datar sejak tahun 1998, meningkat menjadi 1.800 nmol / mol. Pada tahun 2010, tingkat metana di Arktik diukur pada 1850 nmol / mol, ilmuwan tingkat digambarkan sebagai lebih tinggi dari pada setiap saat dalam 400.000 tahun sebelumnya. Secara historis, metana konsentrasi di atmosfer dunia telah berkisar antara 300 dan 400 nmol / mol selama periode glasial umumnya dikenal sebagai zaman es , dan antara 600 sampai 700 nmol / mol selama hangat interglasial periode.
Selain itu, ada sejumlah (tapi tidak diketahui) besar metana di clathrates metana di lantai laut. Bumi kerak mengandung metana dalam jumlah besar. Sejumlah besar metana diproduksi anaerobik oleh metanogenesis . Sumber-sumber lain termasuk gunung berapi lumpur , yang dihubungkan dengan kesalahan geologi dalam; TPA , dan peternakan (terutama ruminansia ) dari fermentasi enterik .
Sifat-Sifat MetanaMetana merupakan komponen utama gas alam, sekitar 87% volume. Pada suhu kamar dan tekanan standar , metana adalah gas tidak berwarna, tidak berbau; bau akrab gas alam seperti yang digunakan di rumah adalah ukuran keselamatan dicapai dengan penambahan bau , sering methanethiol atau ethanethiol . Metana memiliki titik didih -161 ° C (-257,8 ° F ) pada tekanan satu atmosfer . Sebagai gas itu mudah terbakar hanya sedikit rentang konsentrasi (5-15%) di udara. Metana cair tidak membakar kecuali mengalami tekanan tinggi (biasanya 4-5 atmosfer).
Sifat Fisik :- Rumus molekul : CH4- Berat molekul : 16 g/mol- Titik leleh : -182 °C- Titik didih : -162 °C- Densitas : 0.423 g/cm3- Fase pada 250 °C : gas Sifat Kimia :- Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.- Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, Karbondioksida dan uap air.- Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.CH4 + Cl2 ⇄CH3Cl + HClSifat lainnya :Metana sangat mudah terbakar. Campuran dari metana dengan udara yang eksplosif dalam kisaran 5-15% volume metana.Metana dapat bereaksi keras atau eksplosif dengan oksidator kuat, seperti oksigen, halogen atau senyawa interhalogen.Pada metana konsentrasi tinggi menyebabkan keadaan sesak nafas
Karakteristik
kimia dan ikatan
Metana adalah molekul tetrahedral dengan empat
ikatan C-H yang ekuivalen. Struktur elektroniknya dapat dijelaskan dengan 4
ikatan orbital molekul yang dihasilkan dari orbital valensi C dan H yang saling
melengkapi. Energi orbital molekul yang kecil dihasilkan dari orbital 2s pada
atom karbon yang saling berpasangan dengan orbital 1s dari 4 atom hidrogen.
Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana
adalah gas yang tidak berwarna darn tidak berbau. Bau dari metana (yang sengaja
dibuat demi alasan keamanan) dihasilkan dari penambahan odoran seperti
metanathiol atau etanathiol. Metana mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F)
pada tekanan 1 atmosfer. Sebagai gas, metana hanya mudah terbakar bila konsentrasinya
mencapai 5-15% di udara. Metana yang berbentuk cair tidak akan terbakar kecuali
diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer).
Reaksi kimia
Reaksi-reaksi utama pada metana adalah
pembakaran, pembentukan ulang uap menjadi syngas, dan halogenasi. Secara umum,
reaksi metana sulit dikontrol. Oksidasi sebagian menjadi metanol, misalnya,
merupakan reaksi yang agak sulit untuk dilakukan karena reaksi kimia yang
terjadi tetap membentuk karbon dioksida dan air meskipun jumlah oksigen yang
tersedia tidak mencukupi. Enzim metana monooksigenase dapat digunakan untuk
memproduksi metanol dari metana, tapi karena jumlahnya yang terbatas maka tidak
dapat digunakan dalam reaksi skala industri.
Reaksi
asam-basa
Seperti hidrokarbon lainnya, metana adalah
asam yang sangat lemah. Nilai pKa-nya pada DMSO diperkirakan 56. Metana tidak
dapat dideprotonasi dalam larutan, tapi konjugat basanya dengan metillitium
sudah diketahui. Protonasi dari metana dapat dibuat dengan cara mereaksikannya
dengan asam super sehingga menghasilkan CH5+, terkadang disebut ion metanium.
Pembakaran
Pada reaksi pembakaran metana, ada beberapa
tahap yang dilewati. Hasil awal yang didapat adalah formaldehida (HCHO atau
H2CO). Oksidasi formaldehid akan menghasilkan radikal formil (HCO), yang
nantinya akan menghasilkan karbon monoksida (CO):
CH4 + O2 → CO + H2 + H2O
H2 akan teroksidasi menjadi H2O dan melepaskan
panas. Reaksi ini berlangsung sangat cepat, biasanya bahkan kurang dari satu
milisekon.
2 H2 + O2 → 2 H2O
Akhirnya, CO akan teroksidasi dan membentuk
CO2 samil melepaskan panas. Reaksi ini berlangsung lebih lambat daripada
tahapan yang lainnya, biasanya membutuhkan waktu beberapa milisekon.
2 CO + O2 → 2 CO2
Hasil reaksi akhir dari persamaan diatas
adalah:
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (ΔH = −891 kJ/mol (dalam
kondisi temperatur dan tekanan standar))
Reaksi
dengan halogen
Metana bereaksi dengan halogen maka reaksi
kimianya adalah:
CH4 + X2 → CH3X + HX
dimana X adalah atom halogen: fluorin (F),
klorin (Cl), bromin (Br), atau iodin (I). Mekanisme untuk proses ini dinamakan
halogenasi radikal bebas. Reaksi dimulai dengan radikal Cl· menempel pada
metana untuk menghasilkan CH3·, keduanya bergabung dan membentuk metil klorida
(CH3Cl). Reaksi lainnya akan menghasilkan diklorometana (CH2Cl2), kloroform
(CHCl3), dan karbon tetraklorida (CCl4). Energi yang diperlukan untuk reaksi
ini dapat melalui radiasi ultraviolet atau pemanasan.
Penggunaan
Metana digunakan dalam proses industri kimia
dan dapat diangkut sebagai cairan yang dibekukan (gas alam cair, atau LNG).
Ketika dalam bentuk cairan yang dibekukan, metana akan lebih berat daripada
udara karena gas metana yang didinginkan akan mempunyai massa jenis yang lebih
besar, . Metana yang berada pada suhu ruangan biasa akan lebih ringan daripada
udara. Gas alam, yang sebagian besar adalah metana, biasanya didistribusikan
melalui jalur pipa.
Bahan bakar
Metana adalah salah satu bahan bakar yang
penting dalam pembangkitan listrik, dengan cara membakarnya dalam gas turbin
atau pemanas uap. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya,
pembakaran metana menghasilkan gas karbon dioksida yang lebih sedikit untuk
setiap satuan panas yang dihasilkan. Panas pembakaran yang dihasilkan metana
adalah 891 kJ/mol. Jumlah panas ini lebih sedikit dibandingkan dengan bahan
bakar hidrokarbon lainnya, tapi jika dilihat rasio antara panas yang dihasilkan
dengan massa molekul metana (16 g/mol), maka metana akan menghasilkan panas per
satuan massa (55,7 kJ/mol) yang lebih besar daripada hidrokarbon lainnya. Di
banyak kota, metana dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah dan digunakan untuk
pemanas rumah dan kebutuhan memasak. Metana yang dialirkan di rumah ini
biasanya dikenal dengan gas alam. Gas alam mempunyai kandungan energi 39
megajoule per meter kubik, atau 1.000 BTU per kaki kubik standar.
Metana dalam bentuk gas alam terkompresi
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan telah terbukti juga sebagai bahan
bakar yang lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil lain macam bensin
dan diesel.
Proses
biologi
Di alam, metana diproduksi oleh alam dalam
proses yang disebut metanogenesis. Proses yang memiliki beberapa tahap ini
digunakan oleh beberapa mikroorganisme sebagai sumber energi. Reaksi bersihnya
adalah:
CO2 + 8 H+ + 8 e- → CH4 + 2 H2O
Tahapan akhir dari proses ini dikatalis oleh enzim
metil-koenzim M reduktase. Metanogenesis merupakan salah satu bentuk respirasi
anaerob yang digunakan oleh organisme yang menempati tempat pembuangan akhir,
hewan pemamah biak, dan rayap.
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti
apakah beberapa tanaman juga termasuk dalam emisi metana.
Proses
industri
Metana dapat diproduksi dengan hidrogenasi
karbon dioksida dalam proses Sabatier. Metana juga merupakan hasil samping
hidrogenasi karbon monoksida dalam proses Fischer-Tropsch. Teknologi ini
dipakai dalam skala industri untuk memproduksi molekul yang rantainya lebih
panjang dari metana.
Keamanan
Metana tidak beracun, tapi sangat mudah
terbakar dan dapat menimbulkan ledakan apabila bercampur dengan udara. Metana
sangat reaktif pada oksidator, halogen, dan beberapa senyawa lain yang
mengandung unsur halogen. Metana juga bersifat gas asfiksian dan dapat
menggantikan oksigen dalam ruangan tertutup. Asfiksia dapat terjadi apabila
konsentrasi oksigen di udara berkurang sampai di bawah 16% volume, karena
kebanyakan orang hanya dapat mentoleransi pengurangan kadar oksigen sampai 16%
tanpa merasa sakit. Gas metana dapat masuk ke dalam interior sebuah gedung yang
dekat dengan tempat pembuangan akhir dan menyebabkan orang didalamnya terpapar
metana. Beberapa gedung telah dilengkapi sistem keamanan dibawah basement
mereka untuk secara aktif menghisap gas metana ini dan membuangnya keluar
gedung.
ALKENA
Alkena merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap, dengan rumus umum CnH2n
Aturan Penamaan Senyawa Alkena
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki
ikatan rangkap dua, berarti senyawa
tersebut merupakan senyawa alkena.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah
atom C-nya dan diakhiri dengan
akhiran -ena.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkena
lebih dari 3, beri nomor setiap atom
sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak paling dekat dengan atom C
yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang
terikat ke ikatan rangkap 2, diikuti
tanda (-) dan nama rantai induk.
5. Jika alkena memiliki cabang, tentukan
rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C terpanjang
yang mengandung ikatan rangkap
dua.
6. Rantai induk diberi nama sesuai aturan
penamaan senyawa alkena rantai
lurus.
7. Rantai cabang diberi nama sesuai
jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
8.
Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana.
Contoh :
a. etena
b. propena
c. 1-butena
d. 2-butena
Alkena yang Memiliki Ikatan
Rangkap Dua Lebih dari Satu
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki
ikatan rangkap dua, berarti senyawa
tersebut merupakan senyawa alkena.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Hitung jumlah ikatan rangkap duanya. Jika jumlah ikatan rangkap duanya = 2,
nama senyawa diakhiri dengan
akhiran -diena. Jika jumlah ikatan rangkap duanya
= 3, nama senyawa diakhiri dengan
akhiran -triena.
4. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa
sehingga nomor paling kecil
terletak pada dua atau tiga atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan
senyawa diawali oleh nomor atom C
pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap 2, diikuti tanda (-) dan nama rantai
induk.
5.
Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang seperti penamaan senyawa alkena.
Contoh :
a. 1,3-pentadiena
b. 1,3,5-heksatriena
c. 2-metil-1,3-pentadiena
b. 1,3,5-heksatriena
c. 2-metil-1,3-pentadiena
Reaksi
dalam Alkena
Alkena
tergolong reaktif, karena ikatan rangkap C=C kurang stabil, mudah membentuk
ikatan tunggal C-C. Jenis reaksi yang terkenal pada alkena adalah adisi, yaitu
reaksi penambahan atom/gugus atom yang akan menumbuk atom-atom C yang reaktif,
yaitu C=C dan bergabung dengan kedua atom C tersebut, sehingga ikatan rangkap
terbuka dan berubah menjadi ikatan tunggal C-C. Sehingga C=C ini dapat
dikatakan sebagai gugus fungsi alkena, karena C=C inilah yang menentukan sifat
alkena.
Hidrogenasi.
Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Ketika propena direaksikan dengan hidrogen, terbentuklah propana.
Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Ketika propena direaksikan dengan hidrogen, terbentuklah propana.
CH2=CH-CH3 +
H2 → CH3CH2CH3
Halogenasi
Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn. Contoh, propena direaksikan dengan brom, membentuk 1,2-dibromo propana.
Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn. Contoh, propena direaksikan dengan brom, membentuk 1,2-dibromo propana.
CH2=CH-CH3 +
Br2 → CH2Br-CHBr-CH3
Adisi
HX
Adisi
hidrogen halida, HX dengan alkena menghasilkan halo alkana, RX. Adisi ini
mengikuti aturan Markovnikov. Pada adisi ini terjadi 2 hasil campuran; namun
karena jumlahnya tidak sama, Markovnikov membuat suatu aturan. Menurut
Markovnikov, hasil terbanyak yang diperhatikan. Untuk itu dinyatakan bahwa yang
kaya makin kaya. Maksudnya, atom H akan bergabung dengan atom C yang mengikat H
terbanyak. Menurut daya dorong terhadap elektron maka makin panjang rantai C,
makin non polar, sehingga daya dorongnya terhadap elektron makin kuat, sehingga
atom C pada rantai panjang berkutub positif dan atom C pada rantai C pendek
berkutub negatif. Pada saat HX menumbuk C=C, ikatannya putus, membentuk ion-ion
H+ dan X-. H+ bergabung dengan atom
C- (berkutub negatif) sedang X- bergabung
dengan atom C+ (berkutub positif). Ketika
propena direaksikan dengan HBr, maka terbentuklah 2-bromo propana.
CH2=CH-CH3 +
HBr → CH3-CHBr-CH3
Hidrasi
Pada
adisi H2O digunakan katalis asam, misal HA. Seperti halnya adisi HX,
maka ion H+ bergabung dengan atom C yang berkutub negatif,
yaitu rantai C pendek, sedangkan ion OH- bergabung dengan atom
C berkutub positif, yaitu rantai C panjang. Contoh, 2-metil-1-butena
direaksikan dengan H2O menghasilkan 2-metil-2-butanol.
CH3-CH2-C(CH3)=CH2 +
H2O → CH3-CH2-C(CH3)(OH)-CH3
ALKUNA
Alkuna merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap tiga dengan rumus umum
:
CnH2n - 2
Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh beda dengan penamaan alkana dan alkena. Perbedaannya terletak pada akhiran nama senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama senyawa alkuna :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
5. Untuk alkuna bercabang :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkuna.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.
Contoh :
CnH2n - 2
Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh beda dengan penamaan alkana dan alkena. Perbedaannya terletak pada akhiran nama senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama senyawa alkuna :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
5. Untuk alkuna bercabang :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkuna.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.
Contoh :
a. 3-metil-1-butuna
b. 4-etil-2-heptuna
c. 2,2-dimetil-3-heptuna
jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3, maka ikuti contoh berikut :
b. 4-etil-2-heptuna
c. 2,2-dimetil-3-heptuna
jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3, maka ikuti contoh berikut :
a. 1,3-pentadiuna
b. 1,3,5-heptatriuna
c. 5-metil-1,3-heptadiuna
KEISOMERAN
b. 1,3,5-heptatriuna
c. 5-metil-1,3-heptadiuna
KEISOMERAN
Keisomeran senyawa hidrokarbon
adalah suatu fenomena, karena dua atau lebih senyawa hidrokarbon memiliki rumus
kimia yang sama, tetapi memiliki struktur molekul yang berbeda.
Struktur-struktur molekul yang berbeda tetapi rumus kimianya sama ini disebut
isomer. Terdapat 4 jenis isomer, yaitu isomer rangka, isomer posisi, isomer
fungsi, dan isomer geometri. Isomer rangka dan isomer posisi sering disebut isomer
struktur.
ISOMER STRUKTUR
Khusus kalian yang berada di kelas X, kajian isomer dibatasi pada isomer struktur saja. Untuk isomer posisi, isomer fungsi dan isomer geometri akan dikaji di kelas XII.
Misalnya senyawa alkana dengan rumus kimia C5H12 memiliki 3 isomer masing-masing :
ISOMER STRUKTUR
Khusus kalian yang berada di kelas X, kajian isomer dibatasi pada isomer struktur saja. Untuk isomer posisi, isomer fungsi dan isomer geometri akan dikaji di kelas XII.
Misalnya senyawa alkana dengan rumus kimia C5H12 memiliki 3 isomer masing-masing :
n-pentana
|
2-metilbutana
|
2,2-dimetilpropana
|
Untuk kelompok senyawa alkena, dengan jumlah atom C5 memiliki isomer :
Adanya ikatan rangkap tiga yang
dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi
dan pembakaran
a. reaksi adisi pada alkuna
o Reaksi alkuna dengan halogen
(halogenisasi)
Perhatikan reaksi di atas,
reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
o
Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
Reaksi di atas mengikuti aturan
markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida
maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
bReaksi alkuna dengan hidrogen
b. Polimerisasi alkuna
3. Substitusi alkuna
Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H
yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
4. Pembakaran alkuna
Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH
+ 5 O2 --- 4CO2 + 2H2O
DAFTAR
PUSTAKA
http://charisylia.blogspot.com/2012/10/reaksi-reaksi-alkanaalkenaalkuna.html (diakses tanggal 15 September 2013)
http://sondangrianatampubolon.blogspot.com/2012/10/metana.html
(diakses tanggal 15 September 2013)
http://ericaalviyanti.blogspot.com/2013/03/metana-dan-sifat-sifatnya.html
(diakses tanggal 15 September 2013)
http://blogkimiawan.blogspot.com/2012/02/alkana-alkena-alkuna.html
(diakses tanggal 15 September 2013)